“So, what’s your goal?”
Baru saja aku menanyakan
cita-cita salah seorang temanku, Kak Sam. Sebenarnya di kampus dia dipanggil
Sam oleh teman sebayaku. Namun dia adalah seniorku ketika duduk di bangku SMP
sehingga aku tetap memanggilnya ‘Kak’. Meski berasal dari SMP yang sama, aku
baru mengenalnya ketika duduk di bangku SMA di salah satu kompetisi debat. Saat
itu kami berada di SMA yang berbeda. Dalam perjalanan pulang dari suatu tempat
untuk sekadar berbincang dan menyerupun secangkir kopi, aku menemukan banyak
hal menarik dari pembicaraan malam ini.
Aku senang sekali bisa
menghabiskan waktu kurang lebih sejam berbincang ngalur-ngidul dengan dengan topik
yang tidak terfokus di satu titik bareng Kak Sam. Secara pribadi, menurutku dia
punya konsep tersendiri tentang hidup dan punya wawasan yang cukup luas. Di
saat pikiranku sedang terbawa arus ke sana kemari dia bisa memberikan sudut
pandang dan meramal gambaran yang lebih jauh dari opsi ide yang tiada hentinya
muncul di kepalaku saat ini.
Di satu titik, aku sangat ingin
menjadi penulis. Di lain waktu, aku tertarik dengan dunia fotografi. Di sisi
lain, aku melihat seorang jurnalis adalah sosok yang sangat keren (entah
mengapa, di mataku seorang jurnalis punya kharisma tersendiri). Di sisi lain..
Ah, sudahlah. Terlalu banyak ide yang tumpah-tumpah di pikiranku. Aku cuma takut
tak ada satu pun yang terealisasi hanya karena aku tak mampu fokus di satu
titik. Aku merasa pikiranku ini belum stabil dalam menentukan prioritasnya.
Untung di tengah kondisi
pikiranku yang terombang-ambing ini Kak Sam masih mau meluangkan waktunya untuk
mendengarkan celotehku yang mengalir tanpa spasi. Tuhan, semoga dia gak kapok
menemui orang seperti aku, heheh.. Tapi sungguh, pertemuan malam ini bukanlah
ide yang buruk. Kak Sam memberiku saran untuk selalu membawa jurnal kemana pun
aku berada. Menurut dia, hal itu bakal sangat membantu ketika ada ide, quote, atau hal penting lainnya yang
terlintas di pikiranmu yang perlu di abadikan agar tidak hilang dan menguap
begitu saja. Bener juga ya. Terkadang ada hal-hal yang menurutku menarik ku
lewatkan berlalu begitu saja hanya karena kegiatan membawa-jurnal-lalu-mencatatnya
ku sepelekan begitu saja.
“Kalau di koran ada gambar menarik, saya gunting baru saya tempel ki.”
Kurang lebih begitu lah Kak Sam
menceritakan mengenai potongan-potongan gambar yang dia tempel di beberapa
halaman pertama buku jurnalnya. Menarik. Dengan begitu kita bisa memvisualisasikan
impian-impian kita dengan lebih jelas setiap kali membuka buku jurnal tersebut.
Memang ini hal sederhana dan mungkin sudah sering kita lihat tapi belum tentu
kita pernah mempraktikkannya. Namun percayalah, setiap perbedaan kecil dalam
hal kecil maupun besar yang kita lakukan akan sangat berpengaruh dalam
kehidupan kita. Aku sangat meyakini hal-hal seperti memulai-dari-yang-kecil.
Dengan begitu, aku bisa merebut kembali kepercayaan diriku untuk mengejar semua
mimpi-mimpiku yang telah curi start
mendahuluiku.
Friday, June 14, 2013
2:12:03 AM
No comments:
Post a Comment